-->

MASALAH DAN OBJEK PENELITIAN

MASALAH DAN OBJEK PENELITIAN
(Pengertian dan jenis-jenisnya)
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Penelitian

Dosen Pengampu:
Komaruddin, M.Ag.



Disusun oleh
2.216.9.0. . .
Firman Syaefatullah

2.216.9.013
Kefi fadhilah
           



PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada saya. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa ajaran yang hanif dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Makalah Pemakaian Bahasa ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian. Atas terselesaikannya makalah ini, saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada berbagai media yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari, makalah yang saya susun jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami lebih baik ke depannya. Mudah-mudahan makalah ini menjadi salah satu bagian dari proses meningkatkan pengetahuan Penelitian.

Bandung,  12 Maret 2017

                                                                                                 Penyusun
           
            DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I      PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang................................................................................. 1
BAB II     PEMBAHASAN
1.Masalah penelitian................................................................................................. 4
A.       Pengertian masalah penelitian.......................................................... 4
B.       Karakteristik Permasalahan Penelitian............................................. 5
C.       Jenis-jenis Masalah Penelitian.......................................................... 6
2. Objek Penelitian................................................................................................. 10
    A.   Pengertian Objek Penelitian............................................................ 10
    B.   Macam-Macam Objek penelitian..................................................... 11
    C.    Persyaratan permasalahan menjadi objek penelitian....................... 11
    D.    Cara Menentukan Objek Penelitian............................................... 12
3.Ruang Lingkup Penelitian Pengajaran Bahasa ................................................... 13
BAB III   SIMPULAN
A.       Simpulan......................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi ilmiah misalnya observasi  secar sistematis, dikontrol, dan ikut mendasrkan pada teori yang ada dan diperkuat dengan gejala yang ada (Sukardi; 2007).
Dalam kehidupan manusia atau kehidupan kita sehari-hari banyak sekali permasalahan, tetapi kita atau para peneliti muda menemui kesulitan dalam mengidentifikasi  permasalahan yang benar-benar layak untuk dijadikan penelitian. Mencari bentuk permasalahan penelitian memang sangat sulit dan penting bagi para peneliti, sebelum melangkah pada langkah kegiatan selanjutnya. Kesulitan tersebut masih bertambah karena tidak adanya formulasi yang pasti dalam hal bagaimana mencari permasalahan penelitian.
Berdasarkan fenomena diatas, maka makalah ini disusun untuk memaparkan tentang masalah penelitian, yang meliputi pengertian, karakteristik, dan merumuskan permasalahan penelitian beserta objek penelitian.












BAB II
ISI
1. Masalah penelitian
  1. Pengertian Masalah Penelitaian
Dewasa ini dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai permasalahan berupa penyimpangan yang menuntut pemecahan melalui metode yang sistematis dan memerlukan penelitian untuk mendapatkan jawaban atau kesimpulan dari permasalahan tersebut. Dalam penelitian, kedudukan masalah sangat penting karena melalui masalah kita dapat menentukan tujuan penelitian, metode penelitian, analisis data yang akan digunakan. Dengan kata lain tujuan dari penelitian adalah untuk menyelesaikan permasalahan. Pada kesempatan ini, kami akan membahas tentang permasalahan-permasalahan dalam penelitian pendidikan.
Dalam Penelitian Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa penelitian dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang dimulai dengan adanya penyimpangan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi. Menurut Suryabrata (1994 : 60) masalah merupakan kesenjangan antara harapan (das sollen) dengan kenyataan (das sein), antara kebutuhan dengan yang tersedia, antara yang seharusnya (what should  be) dengan yang ada (what it is) (Suryabrata, 1994: 60). Penelitian dimaksudkan untuk menutup kesenjangan (what can be). John Dewey dan Kerlinger secara terpisah memberikan penjelasan mengenai masalah berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun seorang peneliti. Kesulitan ini menghalangi tercapai sebuah tujuan baik itu tujuan individu maupun sebuah kelompok. Masalah dalam penelitian diekspresikan dalam bentuk kalimat tanya bukan kalimat pernyataan. Masalah dalam ini selanjutnya dijawab melalui penelitian.
Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagi suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan.


B. Karakteristik Permasalahan Penelitian
Secara fungsional masalah penelitian mempunyai arti penting bagi para peneliti. Masalah penelitian dapat digunakan sebagai pedoman kegiatan di lapangan. Mengingat pentingnya posisi tersebut para peneliti dianjurkan untuk mengetahui ciri-ciri permasalahan yang baik serta layak untuk diteliti. Beberapa karakteristik menurut Sukardi, 2007 adalah sebagai berikut:
1.      Dapat Diteliti
Suatu permasalahan dapat dikatakan diteliti atau researchable, apabila masalah tersebut dapat diungkapkan kejelasannya melalui tindakan koleksi data dan kemudian dianalisis. Beberapa cara memperoleh jawaban melalui mencari informasi:
a.       Bertanya kepada responden; dengan melakukan wawancara, dengan orang-orang yang terlibat langsung, para pimpinan dikantor, tenaga kerja, atau para pakar yang menguasai bidang ketenagakerjaan.
b.      Melakukan observasi langsung diamana para pencari kerja berada; yaitu ditempat-tempat pendaftaran tenaga kerja baik di Kabupaten maupun di provinsi terdekat.
c.       Melakukan studi kepustakaan dengan buku, selebaran, dan dokumentasi lain yang berkaitan erat dengan masalah tenaga kerja
d.      Menggunakan angket dan menyebarkannya kepada responden yang terkait.

2.      Mempunyai Kontribusi Signifikan
      Maslah penelitian mempunyai kontribusi nyata, masalah penelitian dikatakan baik jika itu mempunyai manfaat bagi peneliti yang bersangkutan maupun bagi masyarakat pada umumnya. Ada 2 manfaat yang perlu diperhatikan dalam mengidentifakasi masalah. Kedua masalah itu, yaitu manfaat teoritis yang berkaitan erat dengan perkembangan ilmu pengetahuan, dan yang kedua, yaitu manfaat praktis yang langsung dapat digunakan atau dirasakan oleh masyarakat.
3.      Dapat Didukung Dengan Data Empiris
      Karakteristik yang ketiga yang juga penting untuk dipertimbangkan adalah fenomena masalah tersebut dapat diukur baik secara kuantitatif maupun secara empiris. Ukuran empiris atau ukuran yang didasarkan pada fakta yang dapat dirasakan oleh orang yang terlibat mempunyai peranan penting. Karena dukungan data empiris memberikan hubungan yang erat antara fakta dan konstruk suatu fenomena. Permasalahan akan menjadi lebih kuat lagi perlunya untuk didukaung dengan data empiris, jika peneliti ingin mendudukkan penelitian kuantitatif lebih mendasarkan pada sesuatu variabel yang harus didasarkan hukum positif, empiris, dan terukur. Permasalahan yang tidak didukung dengan data empiris dan tidak dapat diukur hanya jatuh pada kategori common sense yang sulit untuk ditindaklanjuti dalam proses pengumpulan data.
4.      Sesuai Dengan Kemampuan dan Keinginan Peneliti
      Karakteristik yang menganjurkan perlunya peneliti menyesuaikan kemampuan dan sesuai dengan keinginannya. Permasalahan yang mempunyai tiga karakteristik diatas akan memberikan keyakinan untuk dapat meneliti dan mengumpulkan data pendukung. Sedangkan karakteristik terakhir memberikan kepercayaan bahwa apa yang hendak dilakukan di lapangan akan berhasil, karena data yang ada di lapangan dan kemampuan peneliti untuk mengumpulkan dan kemudian menganalisisnya sampai hasil penelitaian dapat diperoleh. Keinginan penulis juga mempunyai peranan penting dalam mendukung terselesaikannya penelitian. Karena penelitian adalah kegiatan yang menyangkut kemampuan, dan kemampuan tanpa ada kemauan mungkin saja proses penelitian berlarut-larut dan akhirnya merugikan si peneliti sendiri.

C. Jenis-jenis Masalah dalam Penelitian
Bagi sebagian besar peneliti, upaya penetapan masalah penelitian bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Beberapa peneliti, berdasarkan pengalaman mereka, menghabiskan beberapa hari atau bahkan minggu atau bulan untuk memikirkan masalah yang akan ditelitinya. Mengapa masalah penelitian tidak mudah ditemukan?. Pertama, karena masalah yang dipilih oleh peneliti seyogianya mampu memotivasi peneliti untuk bekerja keras dan penuh semangat. Kedua, masalah yang akan diteliti tidak hanya menarik bagi dirinya sendiri, melainkan juga bisa memperoleh penghargaan dari pihak lain. Ketiga, informasi atau data yang berkaitkan dengan masalah tersebut bisa harus diperoleh. Keempat, peneliti harus yakin bahwa dia mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang berkaitan dengan masalah yang dipilihnya.

Permasalahan dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan Schumacher (Hadjar, 1996 : 40 – 42), masalah dapat bersumber dari :
1.      Observasi Masalah dalam penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu yang belum memiliki penjelasan memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi.
2.      Dedukasi dari teori Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsip-prinsip umum yang penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan terhadap masalah yang dianggap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan empiris praktik tentang teori.
3.      Kepustakaan Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian ulang (replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang menentukan masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.
4.      Masalah sosial Masalah sosial yang ada di sekitar kita atau yang baru menjadi berita terhangat (hot news) dapat menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya :  Adanya perkelahian antar sekolah menimbulkan berbagai dampak bagi sekolah dan warga sekitar. Penggalakan program 3 M (menguras, mengubur, menimbun) sebagai upaya pencegahan penyakit demam berdarah.   Dalam pembuatan keputusan tertentu, sering mendesak untuk dilakukan penelitian evaluatif. Hasil sangat diperlukan untuk dijadikan dasar pembuatan keputusan lebih lanjut.
5.      Pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat menimbulkan masalah yang memerlukan jawaban empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. (Purwanto 2010:109-111). Masalah dalam penelitian pendidikan dapat diperoleh dari berbagai sumber yang terkait dengan bidang pendidikan, Sukardi (2009:22-24) dalam, antara lain :
a)      Pengalaman seseorang atau kelompok.  Pengalaman orang yang telah lama menekuni bidang profesi pendidikan dapat digunakan untuk membantu mencari permasalahan yang signifikan diteliti. Contoh : pengalaman mengajar di kelas. 
b)      Lapangan tempat bekerja.  Para peneliti dapat melihat secara langsung, mengalami dan bertanya pada satu, dua, atau banyak orang dalam pekerjaannya. Seorang guru misalnya, akan merasakan bahwa sekolah dan komponen yang berkaitan dengan tercapainya tujuan sekolah dapat dijadikan sebagai sumber penelitian.
c)      Laporan hasil penelitian.  Dari hasil penelitian, yang biasanya dalam bentuk jurnal, biasanya disamping ada hasil temuan yang baru juga ada kemungkinan penelitian yang direkomendasikan.
d)     Sumber-sumber yang berasal dari pengetahuan orang lain.  Perkembangan ilmu pengetahuan lain di luar bidang yang dikuasai seringkali memberikan pengaruh munculnya permasalahan penelitian. Misalnya, gerakan reformasi yang muncul setelah Orde Baru, ternyata telah memunculkan dan mempengaruhi sikap dan tuntutan para guru untuk memperoleh gaji dan status profesi yang lebih baik. 
 Jenis-Jenis Masalah Dalam Penelitian Masalah penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis menurut Sugiyono (1994 : 36-39 dalam afidburhanuddin.wordpress.com, antara lain :
a)      Permasalahan Deskriptif Permasalahan deskriptif merupakan permasalahan dengan variabel mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Dalam penelitian ini, peneliti tidak membuat perbandingan variabel yang satu pada sampel yang lain, hanya mencari hubungan variabel yang satu dengan variabel yang lain. Contoh permasalahan deskriptif : Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia? Seberapa besar efektivitas model pembelajaran jigsaw terhadap prestasi belajar siswa ?
b)      Permasalahan Komparatif Permasalahan ini merupakan rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda pada waktu yang berbeda. Contoh : Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah A dan sekolah B ? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel sekolah A dan sekolah B).  Adakah perbedaan pemahaman terhadap materi listrik antara siswa di sekolah formal dengan siswa homeschooling?
c)      Permasalahan Asosiatif Merupakan rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan, yaitu :
1)      Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Contoh perumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin negara? Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah?
2)      Hubungan kausal Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh: Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak? (pendidikan orang tua variabel independen dan prestasi belajar variabel dependen). Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah? (kurikulum, media, dan kualitas guru sebagai variabel independen dan kualitas SDM sebagai variabel dependen).
3)      Hubungan interaktif/ resiprocal/ timbal balik Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen, contoh: Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di kecamatan A. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi. Hubungan antara makan di pagi hari dengan kecerdasan siswa.
Kriteria Masalah Dalam Penelitian Ada tiga kriteria untuk menentukan permasalahan yang baik dan pernyataan masalah yang baik (Kerlinger, 2006 : 29-30), yaitu :
a.       Masalah harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan demikian, masalah-masalah itu mengajukan pernyataan-pernyataan seperti : Apakah A terkait dengan B ? Apakah motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar ?
b.      Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan.
c.       Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang menyiratkan adanya pengujian yang empiris.  Cara Mengidentifikasi Permasalahan dalam Penelitian Mengidentifikasi masalah penelitian dilakukan untuk menentukan masalah mana yang perlu segera dicari penyelesaiannya. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan sekaligus memetakan masalah-masalah tersebut secara sistematis berdasarkan keahlian bidang peneliti. Menurut Ahmad nursanto dalam mengidentifikasi masalah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Esensial, masalah yang akan diidentifikasi menduduki urutan paling penting diantara masalah-masalah yang ada. Urgen, masalah yang akan dipecahkan mendesak untuk dicari penyelesaiannya. Masalah mempunyai manfaat apabila dipecahkan. Dalam dunia pendidikan masalah yang diidentifikasi dapat dikelompokan menjadi 4, yaitu : proses pembelajaran, siswa, guru, hasil belajar. Meskipun proses identikasi masalah sudah ditemukan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai fokus penelitian. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah minat/motivasi/dorongan peneliti, kemampuan peneliti, lokasi penelitian, sumber data (populasi dan sampel), waktu, pendekatan/metode yang digunakan, buku sumber yang tersedia, etika dan birokrasi. Bila kesemua hal tersebut telah terpenuhi maka suatu fokus masalah dapat dijadikan sebagai masalah penelitian untuk dicari jawabannya


2. Objek Penelitian

A.Pengertian Objek Penelitian
Obyek adalah apa yang akan diselidiki dalam kegiatan penelitian. Beberapa persoalan sekiranya perlu kita pahami agar bisa menentukan dan menyusun obyek penelitian dalam metode penelitian kita ini dengan baik, yaitu berkaitan dengan apa itu obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, apa saja obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, dan criteria apa saja yang layak dijadikan obyek penelitian kita.
Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010: 12), obyek adalah keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia. Apabila dilihat dari sumbernya, obyek dalam penelitian kualitatif menurut Spradley disebut social situation atau situasi social yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono, 2007: 49)[7]
Namun sebenarnya, obyek penelitian kualitatif juga bukan semata-mata teratok pada situasi social yang terdiri dari tiga elemen di atas, melainkan juga berupa peristiwa alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, kendaraan, dan sejenisnya (Sugiyono, 2007: 50).[8]
Menurut Sugiono menyatakan bahwa, definisi objek penelitian adalah sebagai berikut : “Objek penelitian merupakan Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” (2009:38)
 Menurut Husein Umar, (2005 : 303) pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut : “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian, juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Berdasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek penelitian merupakan sesuatu hal yang akan diteliti dengan mendapatkan data untuk tujuan tertentu dan kemudian dapat ditarik kesimpulan, atau objek penelitian merupakan bagian dari penelitian yang berisikan mengenai hal-hal apa saja yang diteliti oleh penulis dalam melakukan penelitian.

B. Macam-macam Obyek Penelitian
            Jika dikaitkan dengan sumbernya, obyek penelitian dibedakan menjadi dua macam, yaitu obyek primer dan obyek sekunder. Menurut pengertiannya, obyek primer adalah obyek yang diperlukan melalui sumber pertama, sebaliknya obyek sekunder adalah obyek yang diperoleh melalui sumber kedua.
Sebagai contoh, ketika melakukan wawancara, obyek primernya adalah hasil wawancara (mendalam), hasil diskusi kelompok, bukan informan atau kelompok diskusi tersebut.
Sementara itu objek sekunder adalah dokumen-dokumen tertulis, buku-buku teks, dan barbagai hasil pembicaraan lainnya yang secara keseluruhan berfungsi untuk mendukung sumber obyek dan obyek primer tersebut. Sementara itu, sumber obyek sekunder pada dasarnya juga masih dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a) sumber yang masih berkaitan langsung dengan masalah utama penelitian; (b) sumber secara umum, seperti buku-buku teks dan referensi lain yang tidak berkaitan secara langsung, tetapi memiliki relevensi, baik secara teoritis maupun metodologis.
Dilihat dari fungsi dan kedudukannya, obyek penelitian juga dibedakan menjadi dua macam, yaitu obyek formal dan obyek material. Obyek formal adalah obyek yang dianalisis, obyek yang sesungguhnya. Sebaliknya, obyek material adalah benda-benda yang di dalamnya terdapat obyek formal tersebut terikat.

C. Persyaratan Permasalahan Dijadikan Obyek Penelitian
Persyaratan bagi suatu permasalahan sehingga layak dijadikan obyek penelitian adalah sebagai berikut:
1.      Permasalahannya baru.
2.      Menarik minat baik bagi peneliti maupun pembaca (hasil laporan penelitian kita).
3.      Mempunyai relevansi, manfaat yang tinggi bagi masyarakat.
4.      Mungkin dikembangkan bagi peneliti berikutnya.
5.      Mungkin dilakukan sesuai dengan waktu dan dana yang tersedia.

D. Cara Menentukan Obyek Penelitian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan obyek penelitian (Ratna, 2010: 16), yaitu sebagai berikut:
1. Obyek penelitian harus sesuai dengan latar belakang kita (peneliti), baik latar belakang social maupun akademis (khusus untuk penelitian individual).
2. Obyek harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari peneliti sehingga penelitian menjadi menarik.
3. Jangan meneliti atau mengkaji bidang penelitian orang lain. Alasannya, selain melanggar etika akademis, kita nantinya juga dianggap tidak memiliki kompetensi terhadap bidang bersangkutan.
4. Obyek penelitian, besar atau kecil ada di sekitar kita, di sekitar kehidupan manusia.
5. Obyek penelitian disarankan jangan berada di tempat kerja atau tempat berdomisili karena sangat sulit untuk mendapatkan obyektivitas.
            3. Ruang Lingkup Penelitian Pengajaran Bahasa
Berbicara tentang ruang lingkup penelitian pengajaran bahasa dan sastra Indonesia berarti berbicara tentang  cakupan dan  apa saja yang bisa dijadikan objek penelitian.  Apapun bisa dijadikan objek penelitian, selagi hal itu dirasakan perlu dan bisa diteliti. Fenomena alam, benda-benda, ujaran, percakapan, naskah sastra, kejadian-kejadian di sekitar kita, fakta-fakta, data-data, ataupun  informasi tentang apa saja bisa dijadikan objek penelitian. Dalam bidang pengajaran bahasa dan sastra indonesia,  rung lingkupnya  bisa mencakup :  aspek yang berkaitan dengan pengajaran (guru, siswa, metode, materi, kurikulum, media, dll.); aspek yang berkaitan dengan bahasa (fon, fonem, morfem, frasa, klausa, kalimat, paragraf, wacana); aspek yang berkaitan dengan sastra (teori sastra, sejarah sastra, karya sastra, apresiasi sastra, ekspresi sastra, kreasi sastra); atau gabungan dari aspek-aspek tadi  yaitu  aspek pengajaran bahasa atau  aspek pengajaran sastra.
Untuk program studi pendidikan bahasa,  sastra Indonesia dan daerah, Ru ang lingkup tersebut bisa dilihat sebagai bidang kajian penelitian bagi para mahasiswa untuk menyelesaikan  tugas akhir atau penyusunan skripsi. Pada setiap bidang kajian terdapat banyak sekali topik-topik  yang potensial dijadikan objek penelitian.
Bidang kajian pertama, yaitu pengajaran, meliputi unsur guru, siswa, materi atau bahan ajar, metode pembelajaran, teknik-teknik pembelajaran, kurikulum, sarana-prasarana, kepala sekolah dan pengelola, lingkungan sosial dll. Salah stu yang bisa dijadikan objek penelitian adalah unsur guru. Unsur guru sangat potensial dijadikan objek penelitian. Kedudukannya begitu penting, bisa dikatakan sebagai faktor utama  dalam pendidikan. Topik-topik yang bisa digali dan dijaikan objek penelitian  yang terkait dengan guru antara lain:  tingkat pendidikan, latar belakang sosial-ekonomi, penguasaan materi, penguasaan metode dan teknik , gaya mengajar,  cara pandang guru terhadap siswa dll.
Bidang kajian yang terkait dengan materi atau bahan ajar juga sangat banyak. Setidaknya, kita bisa mengelompokkannya menjadi kelompok bahan ajar kebahasaan, kesastraan, keterampilan berbahasa, dan keterampilan bersastra. Bidang kebahasaan, mencakup  kajian terhadap bunyi, ejaan, suku kata, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana.  Setiap aspek tersebut bisa dipecah lagi menjadi topik-topik yang lebih spesifik.  Misalnya, kajian bidang ejaan saja bisa dipecah lagi menjadi  kaidah penulisan kata, huruf, tanda baca, angka dll. Untuk bidang kajian kata, bisa dipecah menjadi kata dasar, kata jadian. Untuk  kata jadian, bisa dipecah lagi menjadi topik yang lebih spesifik seperti kata ulang, kata berimbuhan, dan kata majemuk. Penjabaran bidang kajian menjadi cabang, bahkan ranting (topik yang sangat spesifik) bisa kita lakukan untuk mencari dan memilih objek penelitian  yang feasible (bisa) dilakukan untuk penulisan skripsi.
Bidang kajian yang menyangkut sastra juga sangat luas. Untuk bidang karya sastra saja, ada jenis puisi, prosa, dan drama. Setiap jenis bentuk karya tersebut  beragam bisa dilihat dari bentuk formalnya, maupun masanya (sastra lana, baru, dan modern). Jumlah karya sastra seperti puisi, prosa, dan drama pun tidak terhitung jumlahnya. Itu semua bisa dijadikan topik kajian penelitian untuk skripsi.
Bidang kajian yang terkait dengan siswa, bisa dikaitkan dengan tingkat kompetensi siswa. Kompetensi tersebut bisa dikaitkan langsung dengan bahan ajar. Misalnya, penguasaan siswa dalam pelafalan huruf, penguasaan jenis-jenis morfem, penggunaan kata berafiks dalam kalimat, kemampuan  menggunakan frasa,  menyusun kalimat, merangkai paragraf, menyusun karangan dll. Setiap contoh bidang kaian tersebut bisa dijabarkan lebih detail lagi. Sebagai contoh, yang berkaitan dengan kemampuan mengarang, bisa dijabarkan berdasarkan jenis karangannya (deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, dan persuasi) atau berdasarkan pola pengembangannya (kronologis, topikal, sebab-akibat, pemecahan masalah dll.).
Bidang kajian yang terkait dengan pembelajaran, antara lain pemilihan dan penggunaan model, strategi, metode, ataupun teknik pembelajaraan. Kita mengetahui bahwa banyak sekali model mengajar (sinektik, jigsau, inkuiri, dll.), metode mengajar (simulasi, tanya-jawab,  ceramah, dll.), maupun teknik mengajar (bertanya, tugas, ceramah dll.) yang bisa dijadikan bahan eksperimen penelitian.  Banyaknya variasi dan temuan-temuan baru tentang model, metode, dan teknik  pembelajaran bisa kita jadikan topik penelitian.

BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Menurut John Dewey, 1993; Kerlinger, 1989 dalam Sukardi; 2007 mengidentifikasikan bahwa, permasalahan secara faktual dapat berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun para peneliti; permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya tujuan.
Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagi suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan.
Beberapa karakteristik menurut Sukardi, 2007 adalah sebagai berikut:
    1. Dapat Diteliti
    2. Mempunyai Kontribusi Signifikan
    3. Dapat Didukung Dengan Data Empiris
    4. Sesuai Dengan Kemampuan dan Keinginan Peneliti
Objek penelitian merupakan Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
  1. Saran
Sebaiknya para peneliti benar-benar memahami dan menguasai permasalahan penelitian sehingga dapat memilih dan merumuskan permasalahan penelitian yang signifikan sehingga benar-benar dapat diteliti.







DAFTAR PUSTAKA
Hadjar, I. 1996. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. PT RadjaGrafindo, Jakarta Karlingger,
Fred N. 2006. Asas-Asas Penelitian Bevavioral. Yogyakarta : UGM Stoner, James AF. 1982 Principal of Managemen II Edition. Publisher,
Prentice-Hall Sukardi, 2009. Metodologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya Jakarta: Bumi Aksara
Prof. Dr. Sugiyono. Metodologi penelitian bisnis cetakan ke 8.2005.Bandung: Alfabeta
Moh. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda
Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara




Related Posts