-->

Pemakaian Bahasa

PEMAKAIAN BAHASA
(Pengertian dan Kegunaannya)
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Ilmu Lughah Al-ijtima’

Dosen Pengampu:
Dr. Izzuddin, M.Ag.

Description: D:\PICTURES\Other\LOGO\Transparan.tif


Disusun oleh
2.216.9.0. . .
Firman Syaefatullah

2.216.9.013
Kefi fadhilah
           



PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada saya. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa ajaran yang hanif dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Makalah Pemakaian Bahasa ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Lughah Al-ijtima’i. Atas terselesaikannya makalah ini, saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada berbagai media yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari, makalah yang saya susun jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami lebih baik ke depannya. Mudah-mudahan makalah ini menjadi salah satu bagian dari proses meningkatkan pengetahuan Ilmu Lughah Al-ijtima’i.

Bandung,  20 Februari 2017

                                                                                                 Penyusun
           
            DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I      PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang................................................................................. 1
B.       Rumusan Masalah............................................................................ 1
BAB II     PEMBAHASAN
A.       Pengertian sosiolinguistik................................................................. 4
B.       Masalah –masalah sosiolinguistik..................................................... 5
C.       Kegunaan sosiolinguistik.................................................................. 7
D.       Sosiolinguiktik Bahasa Arab............................................................ 7
BAB III   SIMPULAN
A.       Simpulan......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Bahasa adalah ashwaat yu`biru bihaa kull qaum `an aghraadhihim. Bahasa menurut Ibnu Jinni yaitu bunyi yang dipergunakan oleh setiap kaum untuk menyampaikan atau mengungkapkan tujuan dan kemauan mereka. Maka suatu kaum atau kelompok sangat memerlukan kode-kode dan bunyi bahasa tersebut. Maka untuk itu dirumuskanlah sebuah ilmu tentang bahasa ini, yang dewasa ini dikenal dengan Linguistik.
Kata kaum kelompok mempunyai artian bahwa manusia akan selalu hidup berkelompok-kelompok tidak akan sendiri. Sehingga berdirilah aturan dan peradaban dalam kehidupan mereka. Inilah yang dinamakan dengan sosial.
Pada cabang Ilmu sosiologi, ada yang disebut dengan Sosiolinguistik, yaitu merupakan penggambungan dua cabnag ilmu, Sosiologi dan Linguistik yaitu sebuah disiplin ilmu yang menjadikan bahasa pada sebuah masyarakat sebagai objek penilitiannya.

B.   Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada pembahasan Sosiolinguisti ini yaitu :
1.      Apa pengertian dari Sosiolinguistik ?
2.      Apa masalah-masalah dalam Sosiolinguitik ?
3.      Apa kegunaan dari Sosiolinguistik  ?
4.      Bagaimana Sosiolinguistik dalam Bahasa Arab ?








BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara Sosiologi dan Linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan yang sangat erat. Maka, untuk mengrtahui Sosiolinguistik itu kita terlebih dahulu harus memahami apa yang dimaksud dengan Sosiologi dan Linguistik itu. Para ahli Sosiolog telah memberi batasan tentang Sosiologi yang sangat bervariasi itu. Dan pada intinya Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, dan mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada pada masyarakat.
Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa. Atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Hijazy (1978 : 18) dalam madkhalu fii Ilmi Lugoh menjelaskan bahwa  Ilmu Lugoti huwa diraasatul-lugoti `ala nahwi `ilmiyi. Yaitu kajian bahasa secara empiris atau ilmiah.
Dengan demikian, secara mudah dapat dikatakan bahwa Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu dalam masyarakat.[1]
Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa, sebagaimana yang dilakukan oleh linguistic umum, melainkan dilihat dan didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia. Oleh karena itu bagaimanapun rumusan mengenai sosiolinguistik yang diberikan para pakar tidak akan terlepas dari persoalan hubungan bahasa dengan kegiatan-kegiatan atauaspek-aspek masyarakat, seperti beberapa pengertian Sosiolinguistik di bawah ini.
·         Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa di dalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana 1978 :94).
·         Pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan…..disebut Sosiolinguistik (Nababan 1984 : 2)
·         Sosiolinguistik is the study of characteristics of language varities, the caharateristics their functions, and the characteristic of their speakers as these three constantly interact, change and change one another within a speech community ( Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur (J.A Fishman 1972 : 4)
·         Sociolinguistics is the study of language operation, it`s purpose is to investigateu how the convention of the language use relate to other aspects of social behavior (Sosiolinguistik adalah kajian bahasa dalam penggunaanya, dengan tujuan untuk meniliti bagaiman konvensi pemakaian bahasa berhubungan dengan aspek-aspek lain dari tingkah laku sosial. (C.Criper dan H.G. Widdowson dalam J.P.B. Allen dan S. Piet Corder (ed.) 1975 : 156).
Bila dilihat dari daei definisi-definisi itu, maka dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yangbersifat intrdisipliner dengan ilmu sosial,dengan objek penilitian adalah hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur. Atau secara lebih operasional lagi seperti yang dikatakan Fishman (1972, 1976), “…..study of who speak what language to whom and when”.[2]
Selain istilah sosiolinguistik, ada juga digunakan istilah sosiologi bahasa. Banyk orang menganggap kedua istlah itu sama, namun banyak pula yang menganggap keduanya berbeda. Ada yang mengatakan digunakannya istilah sosiolinguistik karena penilitiannya dimasuki dari bidang linguistik; sedangkan istilah sosialogi bahasa yaitu digunakan jika penilitiannya dimasuki dari bidang Sosiologi. Sedangkan J.A. Fishman mengatakan bahwa kajian sosiolinguistik lebih bersifat jualitatif, sedangkan kajian soasiologi bahasa bersifat juantitatif. Jadi, sosiolinguistik lebih berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya. Sedangkan sosiologi bahasa lebih berhubungan dengan faktor-faktor sosial, yang saling bertimpal balik dengan bahasa/dialek.
B.   Masalah-Masalah Sosiolinguistik
Konferensi sosiolinguistik pertama yang berlangsung di University of California, Los Angeles, tahun 1964, telah merumuskan adanya tujuh dimensi dalam penelitian sosiologuistik. Ketujuhdimensi yang merupakan masalah dalam sosiolinguistik itu adalah (1) identitas sosial dari penutur, (2) identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi, (3) lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi, (4) analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial, (5) penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran, (6) tingkatan variasi dan ragam linguistik, dan (7) penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik (lihatDittmar 1976:128)
Identitas sosial dari penutur adalah, antara lain, dapat diketahui dari pertanyaan apa dan siapa penutur tersebut, dan bagaimana hubungannya dengan lawan tuturnya. Maka, identitas penutur dapat berupa anggota keluarga, teman karib, atasan atau bawahan (di tempatkerja), guru, murid, tetangga, pejabat, orang yang dituakan dan sebagainya. Identitas penutur dapat memengaruhi pilihan kode dalam bertutur.
Identitas sosial dari pendengar tentu harus dilihat dari pihak penutur. Maka, identitas pendengar dapat berupa anggota keluarga, teman karib, guru, murid, tetangga, orang yang dituakan, dan sebagainya. Identitas pendengar atau parapendengar juga akan memengaruhi pilihan kode dalam bertutur.
Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi dapat berupa ruang keluarga di dalam sebuah rumah tangga, di dalam masjid, di lapangan sepak bola, di ruang kuliah, di perpustakaan, atau di pinggir jalan. Tempat peristiwa tutur terjadi dapat pula memengaruhi pilihan kode dan gaya dalam bertutur.
Analisis diakronik dan sinkronik dari dialek-dialek sosial berupa deskripsi pola-pola dialek-dialek sosial itu, baik yang berlaku pada masa tertentu atau yang berlaku pada masa tidak terbatas. Dialek sosial inidi gunakan para penutur sehubungan dengan kedudukan mereka sebagai anggota kelas-kelas sosial tertentu di dalam masyarakat.
Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur terhadap bentuk-bentuk perilaku ujaran. Maksudnya, setiap penutur tentunya mempunyai kelas sosial itu, dia mempunyai penilaian tersendiri, yang tentunya sama, atau jika berbeda, tidak akan jauh dari kelas sosialnya, terhadap bentuk-bentuk perilaku ujaran yang berlangsung.
Tingkatan variasi atau linguistik, maksudnya bahwa sehubungan dengan heterogennya anggota suatu masyarakat tutur, adanya berbagai fungsi sosial dan politik bahasa, serta adanya tingkatan kesempurnaan kode, maka alat komunikasi, manusia yang disebut bahasa itu menjadi sangat bervariasi. Setiap variasi, entah namanya dialek, varietas, atau ragam mempunyai fungsi sosialnya masing-masing.
Dimensi terakhir, yakni penerapan praktis dari penelitian sosioliguistik, merupakan topik yang membicarakan kegunaan penelitian sosiolinguistik untuk mengatasi masalah-masalah praktis dalam masyarakat. Misalnya, masalah pengajaran bahasa, pembakuan bahasa, penerjemahan, mengatasi konflik sosial akibat konflikbahasa, dan sebagainya.
C.   Kegunaan Sosiolinguistik
Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis sangat banyak, sebab bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia tentunya mempunyai aturan-aturan tertentu. Dalam penggunaannya sosiolinguistik memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa dalama spek atau segisosial tertentu, seperti dirumuskan Fishman (1967:15)  bahwa yang dipersoalkan dalam sosiolinguistik adalah, “who speak, what language, to whom, when, and to what end”. Dari rumusan Fishman itu dapat kita jabarkan manfaat atau kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis.
Pertama, dapat kita manfaatkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi. Sosiolinguistik akan memberikan pedoman kepada kita dalam berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus kita gunakan jika kita berbicara dengan orang tertentu. Sosiolinguistik juga akan menunjukkan bagaimana kita harus berbicara bila kita berada di dalam masjid, di perpustakaan, di taman, di pasar, atau juga di lapangan sepak bola.
Buku-buku tata bahasa, sebagai hasil kajian internal terhadap bahasa hanya menyajikan kaidah-kaidah bahasa tanpa mengaitkannya dengan kaidah-kaidah penggunaan bahasa. Umpamanya, hampir semua buku tata bahasa Indonesia menyajikan sistem kata ganti orang sebagai berikut.
Orang ke
Tunggal
Jamak
1
Yang berbicara
2
Yang diajakbicara
3
Yang dibicarakan

Aku, saya

Engkau, kamu, anda

Ia, dia, nya

Kami, kita

Kalian, kamusekalian

mereka

Bagan tersebut cukup jelas.Tetapi kaidah sosial bagaimana menggunakannya tidak ada, sehingga orang yang baru mempelajari bahasa Indonesia dan tidak mengenal kaidah sosial dalam menggunakan kata itu akan mendapat kesulitan besar. Oleh karena itu, bantuan sosiolinguistik dalam menjelaskan penggunaan kata ganti tersebut sangat penting. Kiranya, tanpa bantuan sosiolinguistik (misalnya, kepada siapa, kapan, dan di mana kata itu harus dipakai) sajian kata ganti itu tidak berguna dalam percakapan yang sebenarnya.
D. Sosiolinguistik Bahasa Arab
Secara umum, bahasa dipahami sebagai sistem tanda arbiter yang dipakai oleh manusia untuk tujuan komunikasi antara satu sama lain. Dengan demikian, konteks sosial dalam pengguanaan bahasa menjadi sesuatu yang penting untuk dikaji. Sosiolinguistik menyoroti segala sesuatu yang dapat diperoleh dari bahasa, dengan cara apa pendekatan sosial dapat menjelaskan segala yang dikatakan dengan bahsa, oleh siapa, kepada siapa, kapan dan dimana, atas alasan apa, dan dalam keadaan bagaimana.
Sosiolinguistik terbagi menjadi dua: mikro dan makro. Sosiolinguistik mikro mengacu pada kajian mengenai gejala bahasa dalam konteks sosial yang ditandai oleh faktor-faktor makro yang tidak dapat tereduksi lagi. Tiga prinsip utama yang terdapat dalam hubungan interaksi antar individu dalam kelompok adalah sebagai berikut : 1. Pencapaian interaksi dalam komunukasi; 2. Akuisisi dan modifikasi kecakapan komunikatif; dan 3. Sikap bahasa.
Sementara itu, sosiolinguistik makro mengacu pada kajian mengenai fenomena sosiolinguistik yang mencakup variable yang lebih besar, baik dalam jumlah populasi, wilayah penyebaran bahasa, maupun kontinuitas bahasa dari waktu ke waktu. Ada tiga utama yang patut diperhatikan dalam sosiolinguistik ini: 1. Kontak bahasa; 2. Konflik bahasa; 3. Perubahan bahasa dan perubahan sosial.[3]
Dalam hal pengkajian sosiolinguitik bahasa Arab, ada beberapa aspek yang sangat menarik untuk dikaji, misalnya fenomena ragam bahsa fusha: dan `Amiyah, fenomena alih kode dan campur kode di kalangan keturunan Arab yang ada di Indonesia, juga kajian dialektologi yang mengungkap dialek-dialek yang berkembang dalam bahasa Arab, seperti dialek Mesir, Saudi, Iraq, Libanon, Syiria, Maroko, Libya. Sudan dan Palestina. Setipa dialek tersebut ternyata memiliki sejumlah sub-sub dialek yang beragam pula. Misalnya dialek Mesir yang terbagi menjadi dua dialek, dialek Mesir Hilir (lower Egyptian) dan dialek Mesir Hulu (Upper Egypyian).
Dari beragam dialek bahasa Arab tersebut memang terdapat perbedaan satu sama lain sehingga dimungkinkan mereka saling tidak memahami. Contohnya dialek bahasa Arab orang Mesir dan dialek bahsa Arab Syiria dalam mengucapkan kalimat “apa yang sedang kamu lakukan ?”. Dalam dialek Mesir berbunyi “bit i`mel eh ?”,  sedangkan dalam dialek Syiria berbunyi “shu`am-t`saawi ?”.
Hubungan antara bahasa Arab `Amiyah dengan bahasa Arab fusha seharusnya dapat dijelaskan secara gambling. Dalam beberapa bahasa terdapat tingkatan kultur pemakaian dan macam fungsi. Agar penggunan bahasa Arab lebih efektif maka salah satu caranya adalah kita harus tahu tentang tingkatan dan funsi tersebut. Lebih dari itu, bahasa Arab selalu berubah di setiap abad. Menurut (Hanna, 1972: 5-6), secara garis besar kita mungkin dapat membedakannya sebagai berikut :
1.      Bahasa Arab Klasik atau bahasa Arab Al-qur`an, bahasa ini lebih mengacu secara spesifik pada grammar dan penggunaan alqur`an hingga sampai pada masa kekhalifahan.
2.      Bahasa Arab formal kontemporer lebih mengacu secara spesifik pada grammar dan penggunaanya pada abad ke-20.
3.      Bahasa Arab a`miyah atau spoken arabicmengacu pada bentuk bahasa Arab yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.[4]
















Kesimpulan
Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara Sosiologi dan Linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan yang sangat erat.
                        masalah dalam sosiolinguistik itu adalah (1) identitas sosial dari penutur, (2) identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi, (3) lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi, (4) analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial, (5) penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran, (6) tingkatan variasi dan ragam linguistik, dan (7) penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik. sosiolinguistik berguna bagi kehidupan praktis sangat banyak, sebab bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia
















Daftar Pustaka
Iwan Made I.J, Sociolinguistics, Graha Ilmu. Yogyakarta. 2012.
Syarif Moch. Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab, alkitabah. Pamulang Barat. 2012.
Spolsky Bernard, Sociolinguistics, Oxford University Press. New York. 2008.






[1] Abdul Chaer, Sosiolinguistik : Perkenalan Awal, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hlm. 2.
[2] Ibid,  hlm. 4.
[3] Moch. Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab, (Tangerang Selatan : Al-Kitabah, 2012). hlm. 149.
[4] Ibid, hlm. 151.

Pemakaian Bahasa Sosiolinguistik by Kaffa Kaifa Kefi dan firman S on Scribd

PEMAKAIAN BAHASA
(Pengertian dan Kegunaannya)
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Ilmu Lughah Al-ijtima’

Dosen Pengampu:
Dr. Izzuddin, M.Ag.

Description: D:\PICTURES\Other\LOGO\Transparan.tif


Disusun oleh
2.216.9.0. . .
Firman Syaefatullah

2.216.9.013
Kefi fadhilah
           



PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada saya. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa ajaran yang hanif dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Makalah Pemakaian Bahasa ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Lughah Al-ijtima’i. Atas terselesaikannya makalah ini, saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada berbagai media yang telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari, makalah yang saya susun jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami lebih baik ke depannya. Mudah-mudahan makalah ini menjadi salah satu bagian dari proses meningkatkan pengetahuan Ilmu Lughah Al-ijtima’i.

Bandung,  20 Februari 2017

                                                                                                 Penyusun
           
            DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I      PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang................................................................................. 1
B.       Rumusan Masalah............................................................................ 1
BAB II     PEMBAHASAN
A.       Pengertian sosiolinguistik................................................................. 4
B.       Masalah –masalah sosiolinguistik..................................................... 5
C.       Kegunaan sosiolinguistik.................................................................. 7
D.       Sosiolinguiktik Bahasa Arab............................................................ 7
BAB III   SIMPULAN
A.       Simpulan......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Bahasa adalah ashwaat yu`biru bihaa kull qaum `an aghraadhihim. Bahasa menurut Ibnu Jinni yaitu bunyi yang dipergunakan oleh setiap kaum untuk menyampaikan atau mengungkapkan tujuan dan kemauan mereka. Maka suatu kaum atau kelompok sangat memerlukan kode-kode dan bunyi bahasa tersebut. Maka untuk itu dirumuskanlah sebuah ilmu tentang bahasa ini, yang dewasa ini dikenal dengan Linguistik.
Kata kaum kelompok mempunyai artian bahwa manusia akan selalu hidup berkelompok-kelompok tidak akan sendiri. Sehingga berdirilah aturan dan peradaban dalam kehidupan mereka. Inilah yang dinamakan dengan sosial.
Pada cabang Ilmu sosiologi, ada yang disebut dengan Sosiolinguistik, yaitu merupakan penggambungan dua cabnag ilmu, Sosiologi dan Linguistik yaitu sebuah disiplin ilmu yang menjadikan bahasa pada sebuah masyarakat sebagai objek penilitiannya.

B.   Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada pembahasan Sosiolinguisti ini yaitu :
1.      Apa pengertian dari Sosiolinguistik ?
2.      Apa masalah-masalah dalam Sosiolinguitik ?
3.      Apa kegunaan dari Sosiolinguistik  ?
4.      Bagaimana Sosiolinguistik dalam Bahasa Arab ?








BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara Sosiologi dan Linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan yang sangat erat. Maka, untuk mengrtahui Sosiolinguistik itu kita terlebih dahulu harus memahami apa yang dimaksud dengan Sosiologi dan Linguistik itu. Para ahli Sosiolog telah memberi batasan tentang Sosiologi yang sangat bervariasi itu. Dan pada intinya Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, dan mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada pada masyarakat.
Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa. Atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Hijazy (1978 : 18) dalam madkhalu fii Ilmi Lugoh menjelaskan bahwa  Ilmu Lugoti huwa diraasatul-lugoti `ala nahwi `ilmiyi. Yaitu kajian bahasa secara empiris atau ilmiah.
Dengan demikian, secara mudah dapat dikatakan bahwa Sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa itu dalam masyarakat.[1]
Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa, sebagaimana yang dilakukan oleh linguistic umum, melainkan dilihat dan didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia. Oleh karena itu bagaimanapun rumusan mengenai sosiolinguistik yang diberikan para pakar tidak akan terlepas dari persoalan hubungan bahasa dengan kegiatan-kegiatan atauaspek-aspek masyarakat, seperti beberapa pengertian Sosiolinguistik di bawah ini.
·         Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa di dalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana 1978 :94).
·         Pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan…..disebut Sosiolinguistik (Nababan 1984 : 2)
·         Sosiolinguistik is the study of characteristics of language varities, the caharateristics their functions, and the characteristic of their speakers as these three constantly interact, change and change one another within a speech community ( Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur (J.A Fishman 1972 : 4)
·         Sociolinguistics is the study of language operation, it`s purpose is to investigateu how the convention of the language use relate to other aspects of social behavior (Sosiolinguistik adalah kajian bahasa dalam penggunaanya, dengan tujuan untuk meniliti bagaiman konvensi pemakaian bahasa berhubungan dengan aspek-aspek lain dari tingkah laku sosial. (C.Criper dan H.G. Widdowson dalam J.P.B. Allen dan S. Piet Corder (ed.) 1975 : 156).
Bila dilihat dari daei definisi-definisi itu, maka dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yangbersifat intrdisipliner dengan ilmu sosial,dengan objek penilitian adalah hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur. Atau secara lebih operasional lagi seperti yang dikatakan Fishman (1972, 1976), “…..study of who speak what language to whom and when”.[2]
Selain istilah sosiolinguistik, ada juga digunakan istilah sosiologi bahasa. Banyk orang menganggap kedua istlah itu sama, namun banyak pula yang menganggap keduanya berbeda. Ada yang mengatakan digunakannya istilah sosiolinguistik karena penilitiannya dimasuki dari bidang linguistik; sedangkan istilah sosialogi bahasa yaitu digunakan jika penilitiannya dimasuki dari bidang Sosiologi. Sedangkan J.A. Fishman mengatakan bahwa kajian sosiolinguistik lebih bersifat jualitatif, sedangkan kajian soasiologi bahasa bersifat juantitatif. Jadi, sosiolinguistik lebih berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya. Sedangkan sosiologi bahasa lebih berhubungan dengan faktor-faktor sosial, yang saling bertimpal balik dengan bahasa/dialek.
B.   Masalah-Masalah Sosiolinguistik
Konferensi sosiolinguistik pertama yang berlangsung di University of California, Los Angeles, tahun 1964, telah merumuskan adanya tujuh dimensi dalam penelitian sosiologuistik. Ketujuhdimensi yang merupakan masalah dalam sosiolinguistik itu adalah (1) identitas sosial dari penutur, (2) identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi, (3) lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi, (4) analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial, (5) penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran, (6) tingkatan variasi dan ragam linguistik, dan (7) penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik (lihatDittmar 1976:128)
Identitas sosial dari penutur adalah, antara lain, dapat diketahui dari pertanyaan apa dan siapa penutur tersebut, dan bagaimana hubungannya dengan lawan tuturnya. Maka, identitas penutur dapat berupa anggota keluarga, teman karib, atasan atau bawahan (di tempatkerja), guru, murid, tetangga, pejabat, orang yang dituakan dan sebagainya. Identitas penutur dapat memengaruhi pilihan kode dalam bertutur.
Identitas sosial dari pendengar tentu harus dilihat dari pihak penutur. Maka, identitas pendengar dapat berupa anggota keluarga, teman karib, guru, murid, tetangga, orang yang dituakan, dan sebagainya. Identitas pendengar atau parapendengar juga akan memengaruhi pilihan kode dalam bertutur.
Lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi dapat berupa ruang keluarga di dalam sebuah rumah tangga, di dalam masjid, di lapangan sepak bola, di ruang kuliah, di perpustakaan, atau di pinggir jalan. Tempat peristiwa tutur terjadi dapat pula memengaruhi pilihan kode dan gaya dalam bertutur.
Analisis diakronik dan sinkronik dari dialek-dialek sosial berupa deskripsi pola-pola dialek-dialek sosial itu, baik yang berlaku pada masa tertentu atau yang berlaku pada masa tidak terbatas. Dialek sosial inidi gunakan para penutur sehubungan dengan kedudukan mereka sebagai anggota kelas-kelas sosial tertentu di dalam masyarakat.
Penilaian sosial yang berbeda oleh penutur terhadap bentuk-bentuk perilaku ujaran. Maksudnya, setiap penutur tentunya mempunyai kelas sosial itu, dia mempunyai penilaian tersendiri, yang tentunya sama, atau jika berbeda, tidak akan jauh dari kelas sosialnya, terhadap bentuk-bentuk perilaku ujaran yang berlangsung.
Tingkatan variasi atau linguistik, maksudnya bahwa sehubungan dengan heterogennya anggota suatu masyarakat tutur, adanya berbagai fungsi sosial dan politik bahasa, serta adanya tingkatan kesempurnaan kode, maka alat komunikasi, manusia yang disebut bahasa itu menjadi sangat bervariasi. Setiap variasi, entah namanya dialek, varietas, atau ragam mempunyai fungsi sosialnya masing-masing.
Dimensi terakhir, yakni penerapan praktis dari penelitian sosioliguistik, merupakan topik yang membicarakan kegunaan penelitian sosiolinguistik untuk mengatasi masalah-masalah praktis dalam masyarakat. Misalnya, masalah pengajaran bahasa, pembakuan bahasa, penerjemahan, mengatasi konflik sosial akibat konflikbahasa, dan sebagainya.
C.   Kegunaan Sosiolinguistik
Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis sangat banyak, sebab bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia tentunya mempunyai aturan-aturan tertentu. Dalam penggunaannya sosiolinguistik memberikan pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa dalama spek atau segisosial tertentu, seperti dirumuskan Fishman (1967:15)  bahwa yang dipersoalkan dalam sosiolinguistik adalah, “who speak, what language, to whom, when, and to what end”. Dari rumusan Fishman itu dapat kita jabarkan manfaat atau kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis.
Pertama, dapat kita manfaatkan dalam berkomunikasi atau berinteraksi. Sosiolinguistik akan memberikan pedoman kepada kita dalam berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang harus kita gunakan jika kita berbicara dengan orang tertentu. Sosiolinguistik juga akan menunjukkan bagaimana kita harus berbicara bila kita berada di dalam masjid, di perpustakaan, di taman, di pasar, atau juga di lapangan sepak bola.
Buku-buku tata bahasa, sebagai hasil kajian internal terhadap bahasa hanya menyajikan kaidah-kaidah bahasa tanpa mengaitkannya dengan kaidah-kaidah penggunaan bahasa. Umpamanya, hampir semua buku tata bahasa Indonesia menyajikan sistem kata ganti orang sebagai berikut.
Orang ke
Tunggal
Jamak
1
Yang berbicara
2
Yang diajakbicara
3
Yang dibicarakan

Aku, saya

Engkau, kamu, anda

Ia, dia, nya

Kami, kita

Kalian, kamusekalian

mereka

Bagan tersebut cukup jelas.Tetapi kaidah sosial bagaimana menggunakannya tidak ada, sehingga orang yang baru mempelajari bahasa Indonesia dan tidak mengenal kaidah sosial dalam menggunakan kata itu akan mendapat kesulitan besar. Oleh karena itu, bantuan sosiolinguistik dalam menjelaskan penggunaan kata ganti tersebut sangat penting. Kiranya, tanpa bantuan sosiolinguistik (misalnya, kepada siapa, kapan, dan di mana kata itu harus dipakai) sajian kata ganti itu tidak berguna dalam percakapan yang sebenarnya.
D. Sosiolinguistik Bahasa Arab
Secara umum, bahasa dipahami sebagai sistem tanda arbiter yang dipakai oleh manusia untuk tujuan komunikasi antara satu sama lain. Dengan demikian, konteks sosial dalam pengguanaan bahasa menjadi sesuatu yang penting untuk dikaji. Sosiolinguistik menyoroti segala sesuatu yang dapat diperoleh dari bahasa, dengan cara apa pendekatan sosial dapat menjelaskan segala yang dikatakan dengan bahsa, oleh siapa, kepada siapa, kapan dan dimana, atas alasan apa, dan dalam keadaan bagaimana.
Sosiolinguistik terbagi menjadi dua: mikro dan makro. Sosiolinguistik mikro mengacu pada kajian mengenai gejala bahasa dalam konteks sosial yang ditandai oleh faktor-faktor makro yang tidak dapat tereduksi lagi. Tiga prinsip utama yang terdapat dalam hubungan interaksi antar individu dalam kelompok adalah sebagai berikut : 1. Pencapaian interaksi dalam komunukasi; 2. Akuisisi dan modifikasi kecakapan komunikatif; dan 3. Sikap bahasa.
Sementara itu, sosiolinguistik makro mengacu pada kajian mengenai fenomena sosiolinguistik yang mencakup variable yang lebih besar, baik dalam jumlah populasi, wilayah penyebaran bahasa, maupun kontinuitas bahasa dari waktu ke waktu. Ada tiga utama yang patut diperhatikan dalam sosiolinguistik ini: 1. Kontak bahasa; 2. Konflik bahasa; 3. Perubahan bahasa dan perubahan sosial.[3]
Dalam hal pengkajian sosiolinguitik bahasa Arab, ada beberapa aspek yang sangat menarik untuk dikaji, misalnya fenomena ragam bahsa fusha: dan `Amiyah, fenomena alih kode dan campur kode di kalangan keturunan Arab yang ada di Indonesia, juga kajian dialektologi yang mengungkap dialek-dialek yang berkembang dalam bahasa Arab, seperti dialek Mesir, Saudi, Iraq, Libanon, Syiria, Maroko, Libya. Sudan dan Palestina. Setipa dialek tersebut ternyata memiliki sejumlah sub-sub dialek yang beragam pula. Misalnya dialek Mesir yang terbagi menjadi dua dialek, dialek Mesir Hilir (lower Egyptian) dan dialek Mesir Hulu (Upper Egypyian).
Dari beragam dialek bahasa Arab tersebut memang terdapat perbedaan satu sama lain sehingga dimungkinkan mereka saling tidak memahami. Contohnya dialek bahasa Arab orang Mesir dan dialek bahsa Arab Syiria dalam mengucapkan kalimat “apa yang sedang kamu lakukan ?”. Dalam dialek Mesir berbunyi “bit i`mel eh ?”,  sedangkan dalam dialek Syiria berbunyi “shu`am-t`saawi ?”.
Hubungan antara bahasa Arab `Amiyah dengan bahasa Arab fusha seharusnya dapat dijelaskan secara gambling. Dalam beberapa bahasa terdapat tingkatan kultur pemakaian dan macam fungsi. Agar penggunan bahasa Arab lebih efektif maka salah satu caranya adalah kita harus tahu tentang tingkatan dan funsi tersebut. Lebih dari itu, bahasa Arab selalu berubah di setiap abad. Menurut (Hanna, 1972: 5-6), secara garis besar kita mungkin dapat membedakannya sebagai berikut :
1.      Bahasa Arab Klasik atau bahasa Arab Al-qur`an, bahasa ini lebih mengacu secara spesifik pada grammar dan penggunaan alqur`an hingga sampai pada masa kekhalifahan.
2.      Bahasa Arab formal kontemporer lebih mengacu secara spesifik pada grammar dan penggunaanya pada abad ke-20.
3.      Bahasa Arab a`miyah atau spoken arabicmengacu pada bentuk bahasa Arab yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.[4]
















Kesimpulan
Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara Sosiologi dan Linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan yang sangat erat.
                        masalah dalam sosiolinguistik itu adalah (1) identitas sosial dari penutur, (2) identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi, (3) lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi, (4) analisis sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial, (5) penilaian sosial yang berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran, (6) tingkatan variasi dan ragam linguistik, dan (7) penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik. sosiolinguistik berguna bagi kehidupan praktis sangat banyak, sebab bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia
















Daftar Pustaka
Iwan Made I.J, Sociolinguistics, Graha Ilmu. Yogyakarta. 2012.
Syarif Moch. Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab, alkitabah. Pamulang Barat. 2012.
Spolsky Bernard, Sociolinguistics, Oxford University Press. New York. 2008.







[1] Abdul Chaer, Sosiolinguistik : Perkenalan Awal, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hlm. 2.
[2] Ibid,  hlm. 4.
[3] Moch. Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab, (Tangerang Selatan : Al-Kitabah, 2012). hlm. 149.
[4] Ibid, hlm. 151.
Related Posts