Pemakaian Bahasa
Saturday, March 25, 2017
Edit
PEMAKAIAN BAHASA
(Pengertian
dan Kegunaannya)
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi
Tugas Ilmu Lughah Al-ijtima’
Dosen Pengampu:
Dr. Izzuddin, M.Ag.

Disusun oleh
2.216.9.0.
. .
|
Firman Syaefatullah
|
2.216.9.013
|
Kefi fadhilah
|
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah
SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada saya. Shalawat dan
salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa
ajaran yang hanif dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang.
Makalah Pemakaian Bahasa ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Lughah Al-ijtima’i. Atas terselesaikannya makalah
ini, saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada berbagai media yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari, makalah yang saya susun jauh dari
kata sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar kami lebih baik ke depannya. Mudah-mudahan makalah ini menjadi salah satu
bagian dari proses meningkatkan pengetahuan Ilmu Lughah Al-ijtima’i.
Bandung, 20
Februari 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian sosiolinguistik................................................................. 4
B. Masalah
–masalah sosiolinguistik..................................................... 5
C. Kegunaan sosiolinguistik.................................................................. 7
D. Sosiolinguiktik
Bahasa Arab............................................................ 7
BAB III SIMPULAN
A. Simpulan......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa adalah ashwaat yu`biru bihaa kull qaum `an aghraadhihim. Bahasa
menurut Ibnu Jinni yaitu bunyi yang dipergunakan oleh setiap kaum untuk
menyampaikan atau mengungkapkan tujuan dan kemauan mereka. Maka suatu kaum atau
kelompok sangat memerlukan kode-kode dan bunyi bahasa tersebut. Maka untuk itu
dirumuskanlah sebuah ilmu tentang bahasa ini, yang dewasa ini dikenal dengan Linguistik.
Kata kaum kelompok mempunyai artian bahwa manusia akan selalu hidup
berkelompok-kelompok tidak akan sendiri. Sehingga berdirilah aturan dan
peradaban dalam kehidupan mereka. Inilah yang dinamakan dengan sosial.
Pada cabang Ilmu sosiologi, ada yang disebut dengan
Sosiolinguistik, yaitu merupakan penggambungan dua cabnag ilmu, Sosiologi dan
Linguistik yaitu sebuah disiplin ilmu yang menjadikan bahasa pada sebuah
masyarakat sebagai objek penilitiannya.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah
pada pembahasan Sosiolinguisti ini yaitu :
1.
Apa pengertian dari Sosiolinguistik ?
2.
Apa masalah-masalah dalam Sosiolinguitik ?
3.
Apa kegunaan dari Sosiolinguistik
?
4.
Bagaimana Sosiolinguistik dalam Bahasa Arab ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara Sosiologi dan
Linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan yang sangat erat.
Maka, untuk mengrtahui Sosiolinguistik itu kita terlebih dahulu harus memahami
apa yang dimaksud dengan Sosiologi dan Linguistik itu. Para ahli Sosiolog telah
memberi batasan tentang Sosiologi yang sangat bervariasi itu. Dan pada intinya
Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam
masyarakat, dan mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada pada
masyarakat.
Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa.
Atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Hijazy (1978 : 18) dalam madkhalu fii Ilmi Lugoh menjelaskan bahwa Ilmu Lugoti huwa diraasatul-lugoti `ala nahwi
`ilmiyi. Yaitu kajian bahasa secara empiris atau ilmiah.
Dengan demikian, secara mudah dapat dikatakan bahwa Sosiolinguistik
adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan
penggunaan bahasa itu dalam masyarakat.[1]
Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau
didekati sebagai bahasa, sebagaimana yang dilakukan oleh linguistic umum,
melainkan dilihat dan didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di
dalam masyarakat manusia. Oleh karena itu bagaimanapun rumusan mengenai
sosiolinguistik yang diberikan para pakar tidak akan terlepas dari persoalan
hubungan bahasa dengan kegiatan-kegiatan atauaspek-aspek masyarakat, seperti
beberapa pengertian Sosiolinguistik di bawah ini.
·
Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai
variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi
variasi bahasa di dalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana 1978 :94).
·
Pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan…..disebut
Sosiolinguistik (Nababan 1984 : 2)
·
Sosiolinguistik is the study of characteristics of language
varities, the caharateristics their functions, and the characteristic of their
speakers as these three constantly interact, change and change one another
within a speech community ( Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas
variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga
unsur ini selalu berinteraksi, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu
masyarakat tutur (J.A Fishman 1972 : 4)
·
Sociolinguistics is the study of language operation, it`s purpose
is to investigateu how the convention of the language use relate to other
aspects of social behavior (Sosiolinguistik adalah kajian bahasa dalam
penggunaanya, dengan tujuan untuk meniliti bagaiman konvensi pemakaian bahasa
berhubungan dengan aspek-aspek lain dari tingkah laku sosial. (C.Criper dan
H.G. Widdowson dalam J.P.B. Allen dan S. Piet Corder (ed.) 1975 : 156).
Bila dilihat dari daei
definisi-definisi itu, maka dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah
cabang ilmu linguistik yangbersifat intrdisipliner dengan ilmu sosial,dengan
objek penilitian adalah hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di
dalam suatu masyarakat tutur. Atau secara lebih operasional lagi seperti yang
dikatakan Fishman (1972, 1976), “…..study of who speak what language to whom
and when”.[2]
Selain istilah sosiolinguistik, ada
juga digunakan istilah sosiologi bahasa. Banyk orang menganggap kedua
istlah itu sama, namun banyak pula yang menganggap keduanya berbeda. Ada yang
mengatakan digunakannya istilah sosiolinguistik karena penilitiannya dimasuki
dari bidang linguistik; sedangkan istilah sosialogi bahasa yaitu
digunakan jika penilitiannya dimasuki dari bidang Sosiologi. Sedangkan J.A.
Fishman mengatakan bahwa kajian sosiolinguistik lebih bersifat jualitatif,
sedangkan kajian soasiologi bahasa bersifat juantitatif. Jadi, sosiolinguistik
lebih berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya.
Sedangkan sosiologi bahasa lebih berhubungan dengan faktor-faktor sosial, yang
saling bertimpal balik dengan bahasa/dialek.
B.
Masalah-Masalah Sosiolinguistik
Konferensi sosiolinguistik pertama
yang berlangsung di University of California, Los Angeles, tahun 1964, telah
merumuskan adanya tujuh dimensi dalam penelitian sosiologuistik. Ketujuhdimensi
yang merupakan masalah dalam sosiolinguistik itu adalah (1) identitas sosial
dari penutur, (2) identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses
komunikasi, (3) lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi, (4) analisis
sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial, (5) penilaian sosial yang
berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran, (6) tingkatan variasi
dan ragam linguistik, dan (7) penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik
(lihatDittmar 1976:128)
Identitas sosial dari penutur
adalah, antara lain, dapat diketahui dari pertanyaan apa dan siapa penutur
tersebut, dan bagaimana hubungannya dengan lawan tuturnya. Maka, identitas
penutur dapat berupa anggota keluarga, teman karib, atasan atau bawahan (di
tempatkerja), guru, murid, tetangga, pejabat, orang yang dituakan dan
sebagainya. Identitas penutur dapat memengaruhi pilihan kode dalam bertutur.
Identitas sosial dari pendengar
tentu harus dilihat dari pihak penutur. Maka, identitas pendengar dapat berupa
anggota keluarga, teman karib, guru, murid, tetangga, orang yang dituakan, dan
sebagainya. Identitas pendengar atau parapendengar juga akan memengaruhi
pilihan kode dalam bertutur.
Lingkungan sosial tempat peristiwa
tutur terjadi dapat berupa ruang keluarga di dalam sebuah rumah tangga, di
dalam masjid, di lapangan sepak bola, di ruang kuliah, di perpustakaan, atau di
pinggir jalan. Tempat peristiwa tutur terjadi dapat pula memengaruhi pilihan
kode dan gaya dalam bertutur.
Analisis diakronik dan sinkronik
dari dialek-dialek sosial berupa deskripsi pola-pola dialek-dialek sosial itu,
baik yang berlaku pada masa tertentu atau yang berlaku pada masa tidak
terbatas. Dialek sosial inidi gunakan para penutur sehubungan dengan kedudukan
mereka sebagai anggota kelas-kelas sosial tertentu di dalam masyarakat.
Penilaian sosial yang berbeda oleh
penutur terhadap bentuk-bentuk perilaku ujaran. Maksudnya, setiap penutur
tentunya mempunyai kelas sosial itu, dia mempunyai penilaian tersendiri, yang
tentunya sama, atau jika berbeda, tidak akan jauh dari kelas sosialnya,
terhadap bentuk-bentuk perilaku ujaran yang berlangsung.
Tingkatan variasi atau linguistik,
maksudnya bahwa sehubungan dengan heterogennya anggota suatu masyarakat tutur,
adanya berbagai fungsi sosial dan politik bahasa, serta adanya tingkatan
kesempurnaan kode, maka alat komunikasi, manusia yang disebut bahasa itu
menjadi sangat bervariasi. Setiap variasi, entah namanya dialek, varietas, atau
ragam mempunyai fungsi sosialnya masing-masing.
Dimensi terakhir, yakni penerapan
praktis dari penelitian sosioliguistik, merupakan topik yang membicarakan
kegunaan penelitian sosiolinguistik untuk mengatasi masalah-masalah praktis
dalam masyarakat. Misalnya, masalah pengajaran bahasa, pembakuan bahasa,
penerjemahan, mengatasi konflik sosial akibat konflikbahasa, dan sebagainya.
C.
Kegunaan Sosiolinguistik
Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis sangat banyak,
sebab bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia tentunya mempunyai
aturan-aturan tertentu. Dalam penggunaannya sosiolinguistik memberikan
pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa dalama spek atau segisosial tertentu,
seperti dirumuskan Fishman (1967:15)
bahwa yang dipersoalkan dalam sosiolinguistik adalah, “who speak,
what language, to whom, when, and to what end”. Dari rumusan Fishman itu
dapat kita jabarkan manfaat atau kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis.
Pertama, dapat kita manfaatkan dalam berkomunikasi atau
berinteraksi. Sosiolinguistik akan memberikan pedoman kepada kita dalam
berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang
harus kita gunakan jika kita berbicara dengan orang tertentu. Sosiolinguistik
juga akan menunjukkan bagaimana kita harus berbicara bila kita berada di dalam
masjid, di perpustakaan, di taman, di pasar, atau juga di lapangan sepak bola.
Buku-buku tata bahasa, sebagai hasil kajian internal terhadap
bahasa hanya menyajikan kaidah-kaidah bahasa tanpa mengaitkannya dengan
kaidah-kaidah penggunaan bahasa. Umpamanya, hampir semua buku tata bahasa
Indonesia menyajikan sistem kata ganti orang sebagai berikut.
Orang ke
|
Tunggal
|
Jamak
|
1
Yang berbicara
2
Yang diajakbicara
3
Yang dibicarakan
|
Aku, saya
Engkau, kamu, anda
Ia, dia, nya
|
Kami, kita
Kalian, kamusekalian
mereka
|
Bagan tersebut cukup jelas.Tetapi kaidah sosial bagaimana
menggunakannya tidak ada, sehingga orang yang baru mempelajari bahasa Indonesia
dan tidak mengenal kaidah sosial dalam menggunakan kata itu akan mendapat
kesulitan besar. Oleh karena itu, bantuan sosiolinguistik dalam menjelaskan
penggunaan kata ganti tersebut sangat penting. Kiranya, tanpa bantuan
sosiolinguistik (misalnya, kepada siapa, kapan, dan di mana kata itu harus
dipakai) sajian kata ganti itu tidak berguna dalam percakapan yang sebenarnya.
D. Sosiolinguistik Bahasa Arab
Secara umum, bahasa dipahami sebagai
sistem tanda arbiter yang dipakai oleh manusia untuk tujuan komunikasi antara
satu sama lain. Dengan demikian, konteks sosial dalam pengguanaan bahasa
menjadi sesuatu yang penting untuk dikaji. Sosiolinguistik menyoroti segala
sesuatu yang dapat diperoleh dari bahasa, dengan cara apa pendekatan sosial
dapat menjelaskan segala yang dikatakan dengan bahsa, oleh siapa, kepada siapa,
kapan dan dimana, atas alasan apa, dan dalam keadaan bagaimana.
Sosiolinguistik terbagi menjadi dua:
mikro dan makro. Sosiolinguistik mikro mengacu pada kajian mengenai gejala
bahasa dalam konteks sosial yang ditandai oleh faktor-faktor makro yang tidak
dapat tereduksi lagi. Tiga prinsip utama yang terdapat dalam hubungan interaksi
antar individu dalam kelompok adalah sebagai berikut : 1. Pencapaian interaksi
dalam komunukasi; 2. Akuisisi dan modifikasi kecakapan komunikatif; dan 3.
Sikap bahasa.
Sementara itu, sosiolinguistik makro
mengacu pada kajian mengenai fenomena sosiolinguistik yang mencakup variable
yang lebih besar, baik dalam jumlah populasi, wilayah penyebaran bahasa, maupun
kontinuitas bahasa dari waktu ke waktu. Ada tiga utama yang patut diperhatikan
dalam sosiolinguistik ini: 1. Kontak bahasa; 2. Konflik bahasa; 3. Perubahan
bahasa dan perubahan sosial.[3]
Dalam hal pengkajian sosiolinguitik
bahasa Arab, ada beberapa aspek yang sangat menarik untuk dikaji, misalnya
fenomena ragam bahsa fusha: dan `Amiyah, fenomena alih kode dan
campur kode di kalangan keturunan Arab yang ada di Indonesia, juga kajian
dialektologi yang mengungkap dialek-dialek yang berkembang dalam bahasa Arab,
seperti dialek Mesir, Saudi, Iraq, Libanon, Syiria, Maroko, Libya. Sudan dan
Palestina. Setipa dialek tersebut ternyata memiliki sejumlah sub-sub dialek
yang beragam pula. Misalnya dialek Mesir yang terbagi menjadi dua dialek,
dialek Mesir Hilir (lower Egyptian) dan dialek Mesir Hulu (Upper
Egypyian).
Dari beragam dialek bahasa Arab
tersebut memang terdapat perbedaan satu sama lain sehingga dimungkinkan mereka
saling tidak memahami. Contohnya dialek bahasa Arab orang Mesir dan dialek
bahsa Arab Syiria dalam mengucapkan kalimat “apa yang sedang kamu lakukan
?”. Dalam dialek Mesir berbunyi “bit i`mel eh ?”, sedangkan dalam dialek Syiria berbunyi “shu`am-t`saawi
?”.
Hubungan antara bahasa Arab `Amiyah
dengan bahasa Arab fusha seharusnya dapat dijelaskan secara
gambling. Dalam beberapa bahasa terdapat tingkatan kultur pemakaian dan macam
fungsi. Agar penggunan bahasa Arab lebih efektif maka salah satu caranya adalah
kita harus tahu tentang tingkatan dan funsi tersebut. Lebih dari itu, bahasa
Arab selalu berubah di setiap abad. Menurut (Hanna, 1972: 5-6), secara garis
besar kita mungkin dapat membedakannya sebagai berikut :
1.
Bahasa Arab Klasik atau bahasa Arab Al-qur`an, bahasa ini lebih
mengacu secara spesifik pada grammar dan penggunaan alqur`an hingga sampai pada
masa kekhalifahan.
2.
Bahasa Arab formal kontemporer lebih mengacu secara spesifik pada
grammar dan penggunaanya pada abad ke-20.
3.
Bahasa Arab a`miyah atau spoken arabicmengacu pada bentuk bahasa
Arab yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.[4]
Kesimpulan
Sosiolinguistik merupakan ilmu
antardisiplin antara Sosiologi dan Linguistik, dua bidang ilmu empiris yang
mempunyai kaitan yang sangat erat.
masalah
dalam sosiolinguistik itu adalah (1) identitas sosial dari penutur, (2)
identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi, (3)
lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi, (4) analisis sinkronik dan
diakronik dari dialek-dialek sosial, (5) penilaian sosial yang berbeda oleh
penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran, (6) tingkatan variasi dan ragam
linguistik, dan (7) penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.
sosiolinguistik berguna bagi kehidupan praktis sangat banyak, sebab bahasa
sebagai alat komunikasi verbal manusia
Daftar Pustaka
Iwan
Made I.J, Sociolinguistics, Graha Ilmu. Yogyakarta. 2012.
Syarif
Moch. Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab, alkitabah. Pamulang
Barat. 2012.
Spolsky
Bernard, Sociolinguistics, Oxford University Press. New York. 2008.
[1] Abdul Chaer, Sosiolinguistik : Perkenalan Awal, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2010), hlm. 2.
[2] Ibid, hlm. 4.
[3] Moch. Syarif Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab, (Tangerang
Selatan : Al-Kitabah, 2012). hlm. 149.
[4] Ibid, hlm. 151.
Pemakaian Bahasa Sosiolinguistik by Kaffa Kaifa Kefi dan firman S on Scribd
PEMAKAIAN BAHASA
(Pengertian
dan Kegunaannya)
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi
Tugas Ilmu Lughah Al-ijtima’
Dosen Pengampu:
Dr. Izzuddin, M.Ag.

Disusun oleh
2.216.9.0.
. .
|
Firman Syaefatullah
|
2.216.9.013
|
Kefi fadhilah
|
PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur saya panjatkan kehadirat Allah
SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada saya. Shalawat dan
salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa
ajaran yang hanif dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang.
Makalah Pemakaian Bahasa ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Lughah Al-ijtima’i. Atas terselesaikannya makalah
ini, saya sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada berbagai media yang
telah membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari, makalah yang saya susun jauh dari
kata sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar kami lebih baik ke depannya. Mudah-mudahan makalah ini menjadi salah satu
bagian dari proses meningkatkan pengetahuan Ilmu Lughah Al-ijtima’i.
Bandung, 20
Februari 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian sosiolinguistik................................................................. 4
B. Masalah
–masalah sosiolinguistik..................................................... 5
C. Kegunaan sosiolinguistik.................................................................. 7
D. Sosiolinguiktik
Bahasa Arab............................................................ 7
BAB III SIMPULAN
A. Simpulan......................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa adalah ashwaat yu`biru bihaa kull qaum `an aghraadhihim. Bahasa
menurut Ibnu Jinni yaitu bunyi yang dipergunakan oleh setiap kaum untuk
menyampaikan atau mengungkapkan tujuan dan kemauan mereka. Maka suatu kaum atau
kelompok sangat memerlukan kode-kode dan bunyi bahasa tersebut. Maka untuk itu
dirumuskanlah sebuah ilmu tentang bahasa ini, yang dewasa ini dikenal dengan Linguistik.
Kata kaum kelompok mempunyai artian bahwa manusia akan selalu hidup
berkelompok-kelompok tidak akan sendiri. Sehingga berdirilah aturan dan
peradaban dalam kehidupan mereka. Inilah yang dinamakan dengan sosial.
Pada cabang Ilmu sosiologi, ada yang disebut dengan
Sosiolinguistik, yaitu merupakan penggambungan dua cabnag ilmu, Sosiologi dan
Linguistik yaitu sebuah disiplin ilmu yang menjadikan bahasa pada sebuah
masyarakat sebagai objek penilitiannya.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah
pada pembahasan Sosiolinguisti ini yaitu :
1.
Apa pengertian dari Sosiolinguistik ?
2.
Apa masalah-masalah dalam Sosiolinguitik ?
3.
Apa kegunaan dari Sosiolinguistik
?
4.
Bagaimana Sosiolinguistik dalam Bahasa Arab ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara Sosiologi dan
Linguistik, dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan yang sangat erat.
Maka, untuk mengrtahui Sosiolinguistik itu kita terlebih dahulu harus memahami
apa yang dimaksud dengan Sosiologi dan Linguistik itu. Para ahli Sosiolog telah
memberi batasan tentang Sosiologi yang sangat bervariasi itu. Dan pada intinya
Sosiologi adalah kajian yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam
masyarakat, dan mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada pada
masyarakat.
Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa.
Atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Hijazy (1978 : 18) dalam madkhalu fii Ilmi Lugoh menjelaskan bahwa Ilmu Lugoti huwa diraasatul-lugoti `ala nahwi
`ilmiyi. Yaitu kajian bahasa secara empiris atau ilmiah.
Dengan demikian, secara mudah dapat dikatakan bahwa Sosiolinguistik
adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan
penggunaan bahasa itu dalam masyarakat.[1]
Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau
didekati sebagai bahasa, sebagaimana yang dilakukan oleh linguistic umum,
melainkan dilihat dan didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di
dalam masyarakat manusia. Oleh karena itu bagaimanapun rumusan mengenai
sosiolinguistik yang diberikan para pakar tidak akan terlepas dari persoalan
hubungan bahasa dengan kegiatan-kegiatan atauaspek-aspek masyarakat, seperti
beberapa pengertian Sosiolinguistik di bawah ini.
·
Sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai
variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi
variasi bahasa di dalam suatu masyarakat bahasa (Kridalaksana 1978 :94).
·
Pengkajian bahasa dengan dimensi kemasyarakatan…..disebut
Sosiolinguistik (Nababan 1984 : 2)
·
Sosiolinguistik is the study of characteristics of language
varities, the caharateristics their functions, and the characteristic of their
speakers as these three constantly interact, change and change one another
within a speech community ( Sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas
variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga
unsur ini selalu berinteraksi, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu
masyarakat tutur (J.A Fishman 1972 : 4)
·
Sociolinguistics is the study of language operation, it`s purpose
is to investigateu how the convention of the language use relate to other
aspects of social behavior (Sosiolinguistik adalah kajian bahasa dalam
penggunaanya, dengan tujuan untuk meniliti bagaiman konvensi pemakaian bahasa
berhubungan dengan aspek-aspek lain dari tingkah laku sosial. (C.Criper dan
H.G. Widdowson dalam J.P.B. Allen dan S. Piet Corder (ed.) 1975 : 156).
Bila dilihat dari daei
definisi-definisi itu, maka dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah
cabang ilmu linguistik yangbersifat intrdisipliner dengan ilmu sosial,dengan
objek penilitian adalah hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di
dalam suatu masyarakat tutur. Atau secara lebih operasional lagi seperti yang
dikatakan Fishman (1972, 1976), “…..study of who speak what language to whom
and when”.[2]
Selain istilah sosiolinguistik, ada
juga digunakan istilah sosiologi bahasa. Banyk orang menganggap kedua
istlah itu sama, namun banyak pula yang menganggap keduanya berbeda. Ada yang
mengatakan digunakannya istilah sosiolinguistik karena penilitiannya dimasuki
dari bidang linguistik; sedangkan istilah sosialogi bahasa yaitu
digunakan jika penilitiannya dimasuki dari bidang Sosiologi. Sedangkan J.A.
Fishman mengatakan bahwa kajian sosiolinguistik lebih bersifat jualitatif,
sedangkan kajian soasiologi bahasa bersifat juantitatif. Jadi, sosiolinguistik
lebih berhubungan dengan perincian-perincian penggunaan bahasa yang sebenarnya.
Sedangkan sosiologi bahasa lebih berhubungan dengan faktor-faktor sosial, yang
saling bertimpal balik dengan bahasa/dialek.
B.
Masalah-Masalah Sosiolinguistik
Konferensi sosiolinguistik pertama
yang berlangsung di University of California, Los Angeles, tahun 1964, telah
merumuskan adanya tujuh dimensi dalam penelitian sosiologuistik. Ketujuhdimensi
yang merupakan masalah dalam sosiolinguistik itu adalah (1) identitas sosial
dari penutur, (2) identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses
komunikasi, (3) lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi, (4) analisis
sinkronik dan diakronik dari dialek-dialek sosial, (5) penilaian sosial yang
berbeda oleh penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran, (6) tingkatan variasi
dan ragam linguistik, dan (7) penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik
(lihatDittmar 1976:128)
Identitas sosial dari penutur
adalah, antara lain, dapat diketahui dari pertanyaan apa dan siapa penutur
tersebut, dan bagaimana hubungannya dengan lawan tuturnya. Maka, identitas
penutur dapat berupa anggota keluarga, teman karib, atasan atau bawahan (di
tempatkerja), guru, murid, tetangga, pejabat, orang yang dituakan dan
sebagainya. Identitas penutur dapat memengaruhi pilihan kode dalam bertutur.
Identitas sosial dari pendengar
tentu harus dilihat dari pihak penutur. Maka, identitas pendengar dapat berupa
anggota keluarga, teman karib, guru, murid, tetangga, orang yang dituakan, dan
sebagainya. Identitas pendengar atau parapendengar juga akan memengaruhi
pilihan kode dalam bertutur.
Lingkungan sosial tempat peristiwa
tutur terjadi dapat berupa ruang keluarga di dalam sebuah rumah tangga, di
dalam masjid, di lapangan sepak bola, di ruang kuliah, di perpustakaan, atau di
pinggir jalan. Tempat peristiwa tutur terjadi dapat pula memengaruhi pilihan
kode dan gaya dalam bertutur.
Analisis diakronik dan sinkronik
dari dialek-dialek sosial berupa deskripsi pola-pola dialek-dialek sosial itu,
baik yang berlaku pada masa tertentu atau yang berlaku pada masa tidak
terbatas. Dialek sosial inidi gunakan para penutur sehubungan dengan kedudukan
mereka sebagai anggota kelas-kelas sosial tertentu di dalam masyarakat.
Penilaian sosial yang berbeda oleh
penutur terhadap bentuk-bentuk perilaku ujaran. Maksudnya, setiap penutur
tentunya mempunyai kelas sosial itu, dia mempunyai penilaian tersendiri, yang
tentunya sama, atau jika berbeda, tidak akan jauh dari kelas sosialnya,
terhadap bentuk-bentuk perilaku ujaran yang berlangsung.
Tingkatan variasi atau linguistik,
maksudnya bahwa sehubungan dengan heterogennya anggota suatu masyarakat tutur,
adanya berbagai fungsi sosial dan politik bahasa, serta adanya tingkatan
kesempurnaan kode, maka alat komunikasi, manusia yang disebut bahasa itu
menjadi sangat bervariasi. Setiap variasi, entah namanya dialek, varietas, atau
ragam mempunyai fungsi sosialnya masing-masing.
Dimensi terakhir, yakni penerapan
praktis dari penelitian sosioliguistik, merupakan topik yang membicarakan
kegunaan penelitian sosiolinguistik untuk mengatasi masalah-masalah praktis
dalam masyarakat. Misalnya, masalah pengajaran bahasa, pembakuan bahasa,
penerjemahan, mengatasi konflik sosial akibat konflikbahasa, dan sebagainya.
C.
Kegunaan Sosiolinguistik
Kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis sangat banyak,
sebab bahasa sebagai alat komunikasi verbal manusia tentunya mempunyai
aturan-aturan tertentu. Dalam penggunaannya sosiolinguistik memberikan
pengetahuan bagaimana cara menggunakan bahasa dalama spek atau segisosial tertentu,
seperti dirumuskan Fishman (1967:15)
bahwa yang dipersoalkan dalam sosiolinguistik adalah, “who speak,
what language, to whom, when, and to what end”. Dari rumusan Fishman itu
dapat kita jabarkan manfaat atau kegunaan sosiolinguistik bagi kehidupan praktis.
Pertama, dapat kita manfaatkan dalam berkomunikasi atau
berinteraksi. Sosiolinguistik akan memberikan pedoman kepada kita dalam
berkomunikasi dengan menunjukkan bahasa, ragam bahasa atau gaya bahasa apa yang
harus kita gunakan jika kita berbicara dengan orang tertentu. Sosiolinguistik
juga akan menunjukkan bagaimana kita harus berbicara bila kita berada di dalam
masjid, di perpustakaan, di taman, di pasar, atau juga di lapangan sepak bola.
Buku-buku tata bahasa, sebagai hasil kajian internal terhadap
bahasa hanya menyajikan kaidah-kaidah bahasa tanpa mengaitkannya dengan
kaidah-kaidah penggunaan bahasa. Umpamanya, hampir semua buku tata bahasa
Indonesia menyajikan sistem kata ganti orang sebagai berikut.
Orang ke
|
Tunggal
|
Jamak
|
1
Yang berbicara
2
Yang diajakbicara
3
Yang dibicarakan
|
Aku, saya
Engkau, kamu, anda
Ia, dia, nya
|
Kami, kita
Kalian, kamusekalian
mereka
|
Bagan tersebut cukup jelas.Tetapi kaidah sosial bagaimana
menggunakannya tidak ada, sehingga orang yang baru mempelajari bahasa Indonesia
dan tidak mengenal kaidah sosial dalam menggunakan kata itu akan mendapat
kesulitan besar. Oleh karena itu, bantuan sosiolinguistik dalam menjelaskan
penggunaan kata ganti tersebut sangat penting. Kiranya, tanpa bantuan
sosiolinguistik (misalnya, kepada siapa, kapan, dan di mana kata itu harus
dipakai) sajian kata ganti itu tidak berguna dalam percakapan yang sebenarnya.
D. Sosiolinguistik Bahasa Arab
Secara umum, bahasa dipahami sebagai
sistem tanda arbiter yang dipakai oleh manusia untuk tujuan komunikasi antara
satu sama lain. Dengan demikian, konteks sosial dalam pengguanaan bahasa
menjadi sesuatu yang penting untuk dikaji. Sosiolinguistik menyoroti segala
sesuatu yang dapat diperoleh dari bahasa, dengan cara apa pendekatan sosial
dapat menjelaskan segala yang dikatakan dengan bahsa, oleh siapa, kepada siapa,
kapan dan dimana, atas alasan apa, dan dalam keadaan bagaimana.
Sosiolinguistik terbagi menjadi dua:
mikro dan makro. Sosiolinguistik mikro mengacu pada kajian mengenai gejala
bahasa dalam konteks sosial yang ditandai oleh faktor-faktor makro yang tidak
dapat tereduksi lagi. Tiga prinsip utama yang terdapat dalam hubungan interaksi
antar individu dalam kelompok adalah sebagai berikut : 1. Pencapaian interaksi
dalam komunukasi; 2. Akuisisi dan modifikasi kecakapan komunikatif; dan 3.
Sikap bahasa.
Sementara itu, sosiolinguistik makro
mengacu pada kajian mengenai fenomena sosiolinguistik yang mencakup variable
yang lebih besar, baik dalam jumlah populasi, wilayah penyebaran bahasa, maupun
kontinuitas bahasa dari waktu ke waktu. Ada tiga utama yang patut diperhatikan
dalam sosiolinguistik ini: 1. Kontak bahasa; 2. Konflik bahasa; 3. Perubahan
bahasa dan perubahan sosial.[3]
Dalam hal pengkajian sosiolinguitik
bahasa Arab, ada beberapa aspek yang sangat menarik untuk dikaji, misalnya
fenomena ragam bahsa fusha: dan `Amiyah, fenomena alih kode dan
campur kode di kalangan keturunan Arab yang ada di Indonesia, juga kajian
dialektologi yang mengungkap dialek-dialek yang berkembang dalam bahasa Arab,
seperti dialek Mesir, Saudi, Iraq, Libanon, Syiria, Maroko, Libya. Sudan dan
Palestina. Setipa dialek tersebut ternyata memiliki sejumlah sub-sub dialek
yang beragam pula. Misalnya dialek Mesir yang terbagi menjadi dua dialek,
dialek Mesir Hilir (lower Egyptian) dan dialek Mesir Hulu (Upper
Egypyian).
Dari beragam dialek bahasa Arab
tersebut memang terdapat perbedaan satu sama lain sehingga dimungkinkan mereka
saling tidak memahami. Contohnya dialek bahasa Arab orang Mesir dan dialek
bahsa Arab Syiria dalam mengucapkan kalimat “apa yang sedang kamu lakukan
?”. Dalam dialek Mesir berbunyi “bit i`mel eh ?”, sedangkan dalam dialek Syiria berbunyi “shu`am-t`saawi
?”.
Hubungan antara bahasa Arab `Amiyah
dengan bahasa Arab fusha seharusnya dapat dijelaskan secara
gambling. Dalam beberapa bahasa terdapat tingkatan kultur pemakaian dan macam
fungsi. Agar penggunan bahasa Arab lebih efektif maka salah satu caranya adalah
kita harus tahu tentang tingkatan dan funsi tersebut. Lebih dari itu, bahasa
Arab selalu berubah di setiap abad. Menurut (Hanna, 1972: 5-6), secara garis
besar kita mungkin dapat membedakannya sebagai berikut :
1.
Bahasa Arab Klasik atau bahasa Arab Al-qur`an, bahasa ini lebih
mengacu secara spesifik pada grammar dan penggunaan alqur`an hingga sampai pada
masa kekhalifahan.
2.
Bahasa Arab formal kontemporer lebih mengacu secara spesifik pada
grammar dan penggunaanya pada abad ke-20.
3.
Bahasa Arab a`miyah atau spoken arabicmengacu pada bentuk bahasa
Arab yang digunakan dalam percakapan sehari-hari.[4]
Kesimpulan
Sosiolinguistik merupakan ilmu
antardisiplin antara Sosiologi dan Linguistik, dua bidang ilmu empiris yang
mempunyai kaitan yang sangat erat.
masalah
dalam sosiolinguistik itu adalah (1) identitas sosial dari penutur, (2)
identitas sosial dari pendengar yang terlibat dalam proses komunikasi, (3)
lingkungan sosial tempat peristiwa tutur terjadi, (4) analisis sinkronik dan
diakronik dari dialek-dialek sosial, (5) penilaian sosial yang berbeda oleh
penutur akan perilaku bentuk-bentuk ujaran, (6) tingkatan variasi dan ragam
linguistik, dan (7) penerapan praktis dari penelitian sosiolinguistik.
sosiolinguistik berguna bagi kehidupan praktis sangat banyak, sebab bahasa
sebagai alat komunikasi verbal manusia
Daftar Pustaka
Iwan
Made I.J, Sociolinguistics, Graha Ilmu. Yogyakarta. 2012.
Syarif
Moch. Hidayatullah, Cakrawala Linguistik Arab, alkitabah. Pamulang
Barat. 2012.
Spolsky
Bernard, Sociolinguistics, Oxford University Press. New York. 2008.
Related Posts